Kamis, 26 Juli 2012

Sahabat Jadi Cinta Chapter 3


DISCLAIMER: Harry Potter adalah punya J. K. Rowling. But this story is belong to me (Ines Anggi Putri, HPF and Potterheads)
PAIRING: Harry Potter X Hermione Granger
WARNING: OOC, GaJe, typo
A/N: Hai! Balik lagi nih aku. Ini lanjutan dari fic kemaren ya. Yang ngeread siapa? comment dong, biar aku tau kekuranganku dimana.. ;)

Read please...

“Awas!” Seru Hermione memperingati. Tapi kejadian itu tak bisa dihindarai lagi. Dan ia menabrak telak seseorang yang berada dibelakangnya. Dan mereka terjatuh. Dan bonusnya lagi, Hermione menindih seseorang yang jatuh bersamanya.
“Oh no!” Gumam Hermione
“Mudblood! Menyingkir dariku, sekarang!” Seru seseorang itu. Yang ternyata adalah Draco Malfoy! Musuh bebuyutan Hermione!
Benar-benar hari terburuk bagi Hermione!
“Mentingkir dariku, sekarang!” Ulang Draco. Ia tak menyangka Cuma gara-gara mereka bertabrakan, Hermione jadi jatuh dan menindihnya.
Hermione langsung berdiri. Ia tidak berani menatap Draco. Hermione tadi melihat Harry saat ia tidak sengaja menindih Draco. Oh no! Apa yang akan Harry pikir nanti? Ia tidak mau Harry salah paham.
Setelah berdiri dan merapikan seragamnya, ia bersiap berlari untuk mengejar Harry. Tetapi tangannya dicekal oleh seseorang.
“Apa mau Malfoy?” Tanya Hermione tak sabar. “Lepaskan tanganku! Aku harus pergi. Aku buru-buru.” Ujar Hermione.
“Kau tidak akan pergi sebelum kau minta maaf!” Seru Draco.
Uh! Inilah yang dibenci Hermione dari Draco. Seenaknya menyuruhnya minta maaf. Padahal Hermione tidak salah apa-apa. Itu hanya ketidaksengajaan saja. Ketidaksengajaan! Hello! Harusnya Dracolah yang harus minta maaf karena telah membuat Harry salah paham.
“Aku...” Hermione menunjuk dirinya, “... tidak akan MINTA MAAF KEPADAMU!” Gelegar Hermione sambil menunjuk Draco. Tekatnya sudah bulat. Ia tidak akan MINTA MAAF ke ferret itu! TIDAK AKAN!
Karena suara Hermione, hampir semua orang disitu melihatnya lalu tertawa. Ada yang tertawa, cekikikan saja, bahkan ada yang sampai terbahak. Tidak sopan!
“Kau tidak perlu berteriak Granger.” Ujar Draco. “Lihat! Sekarang semua orang melihat kita!”
“Aku tidak peduli! Sekarang lepaskan tanganku!” Perintah Hermione. Dari tatapan matanya seakan mengatakan, ‘lepaskan tanganku sekarang atau kau tidak akan selamat!’
Melihat tatapan mata Hermione, Draco seakan membeku. Seperti ia melihat tatapan maut si raja ular, Basilisk. Tetapi Hermione tidak mau ambil pusing. Ia langsung melepaskan cekalan Draco dari tangannya, lalu berlari menyusul Harry. Tidak menghiraukan segala tatapan mata yang sekarang tertuju kepadanya.


“Harry, itu salah paham, oke? Itu hanya ketidaksengajaan! Waktu itu aku terjatuh, dan bukan menjatuhkan diri! Itu ketidaksengajaan Harry. Kau jangan percaya apa yang dikatakan orang-orang.” Hermione mengklarifikasi kejadian di Danau Hitam tadi. Sekarang semua orang menganggapnya berpura-pura jatuh agar bisa menyentuh sang Pangeran Slytherin. Uh! Membayangkannya saja Hermione tidak pernah, apa lagi melakukannya! Hei, Hermione tidak serendah itu, okay?
“Iya. Aku tahu. Sudah berkali-kali kau meyakinkanku. Aku percaya kepadamu, Hermione.” Ujar Harry dengan santainya. Tetapi raut wajahnya tidak berkata demikian. Membuat Hermione ragu kalau Harry benar-benar percaya kepadanya.
“Tetapi raut wajahmu berkata lain Harry! Oh Ron, tolong bilang pada sahabatmu ini.” Pinta Hermione yang sekarang sudah beralih sasaran dari Harry ke Ron.
“Harry percay kok Hermione, tenang saja! Dia sendiri sudah bilang kepadamu. Iya kan Harry?” Tanya Ron. Harry hanya mengannguk sekilas. “Nah, jadi apa yang kau khawatirkan Hermione? Lagipula orang gila mana sih yang menyebarkan gosip tentang kau dan Malfoy? Gosip itu kan tidak masuk akal!” Kata Ron yang memasang wajah herannya.
“Aduh! Kau lihat dong raut wajahnya! Ia seperti tidak yakin.” Hermione mulai frustasi. “Dan, kalau yang kau maksud orang gila adalah sumber gosip keparat itu, itu adalah pacarmu sendiri! Si Lavender!” Seru Hermione yang sekarang berkata dengan menggebu-gebu.
Sebenarnya, Ron sudah berpacaran lagi sama Lavender Brown. Entah setan apa yang merasuki Ron sehingga mau pacaran lagi sama si tukang gosip itu. Entahlah.
Ron, yang baru tahu sumber gosip tak masu akal itu adalah Lavender, pacarnya sendiri, wajahnya kontan langsung memerah hampir sama seperti rambutnya yang merah itu. Ia tidak sanggup berkata apa-apa lagi saking malunya. Harry dan Hermione malah melanjutkan essay yang  tertunda mereka kerjakan karena klarifikasi Hermione. Mereka tidak berkata apa-apa lagi karena mereka tahu tidak akan ada lagi yang bicara sebelum essay mereka selesai.


“Ada apa sih antara kau dan Hermione? Tanya Ron. Ron sudah memikirkan saat yang tepat untuk menanyakan hal ini ke Harry. Saat ini mereka hanya berdua di kamar mereka karena Neville, Dean, dan Seamus sedang berada di ruang rekreasi.
“Tidak ada.” Jawab Harry singkat.
“Akhir-akhir ini kalian dekat sekali. Ke perpustakaan, ke kelas, ke Hogsmeade, bahkan kau mengajar Hermione latihan terbang. Ada apa?” Ron mulai penasaran. Kemarin Hermione tidak menjawab pertanyaannya. Sekarang Harry harus menjawab pertanyaannya!
“Hermione minta diajari terbang dengan sapu. Katanya dia mau belajar terbang karena orang yang disukainya pemain Quidditch. Itu saja tidak ada yang lain. Dan kalau kau merasa terabaikan karena kami sering berdua, kau ikut saja.” Jawab Harry dengan enteng.
“Hah?! Siapa yang bisa memikat Hermione? Ternyata cewek seperti dia bisa jatuh cinta juga. Hahaha.”
“Hermione tidak bilang. Katanya masih rahasia. Tapi kau kan pernah ditaksir Hermione di tahun keenam kita, Ron. Bahkan kau pernah suka juga kan dengan dia?” Goda Harry.
“Mungkin yang ditaksir Hermione itu kau Harry. Hermione kan hanya dekat dengan aku dan kau. Lagipula akhir-akhir ini dia makin sering memandangimu.” Jawab Ron sok tahu.
Itu sebenarnya harapan Harry. Tapi Harry belum berani menyatakan perasaannya, karena Hermione punya seseorang yang disukai. Dan itu belum tentu Harry seperti yang Ron kira. Cowok pemain Quidditch kan banyak. Bisa saja itu pemain Quidditch Gryffindor. Tapi bisa juga pemain Quidditch asrama lain. Bahkan dari sekolah lain, seperti Durmstrang. Bisa saja itu Harry. Tapi bisa saja itu Draco Malfoy yang selama ini Harry khawatirkan.
“Oh kau bercanda Ron. Banyak sekali pemain Quidditch dan itu bisa jadi bukan aku.” Ucap Harry. Ia berusaha menyembunyikan perasaanya. Ia tidak mau Ron tahu. Walaupun Ron sudah melupakan Hermione. Tapi tetap saja Harry belum siap bilang ke siapapun.
“Ayo sebentar lagi pelajaran transfigurasi. Kita bisa didetensi Proffesor McGonagall kalau terlambat.” Kata Harry. Ia mengelak pandangan ingin tahu Ron.
Ron bengkit dari tempat tidurnya yang sedari tadi didudukinya. Ia sebenarnya kecewa dengan jawaban Harry. Karena dia sudah curiga bahwa Harry dan Hermione saling suka. Ia harus menyatukan kedua sahabatnya itu menjadi sepasang kekasih. Karena Ron tahu, mereka berdua sebenarnya hanya takut kalau Harry maupun Hermione mempunyai orang yang disukai dan kemungkinan besar bukan mereka. Demi kedua sahabatnya, Ron mau mengorbankan dirinya sendiri.
Harry dan Ron segera siap-siap dan pergi ke kelas transfigurasi setelah mereka turun dari kamar, dan ke ruang rekreasi, mereka menghampiri Hermione dan mengajaknya untuk pergi ke kelas transfigurasi bersama.


Di kelas transfigurasi Harry tidak bisa konsentrasi terhadap materi yang diberikan Prof. McGonagall. Ia dari tadi hanya menatap Hermione yang serius belajar. Ia harap yang tadi Ron bilang adalah benar. Kalau Hermione sebenarnya suka kepadanya.
Dan tanpa disadari Hermione pun balas menatap Harry, dan ia tersenyum. Bagi Harry senyum Hermione adalah senyum yang paling indah yang pernah ia lihat. Ia mau Hermione benar-benar merasakan hal yang sama seperti yang ia rasakan.
Dan saat Harry melihat ke arah yang berlawanan, ia tak sengaja melihat seseorang menatap ke arah yang sama dengannya, yaitu Hermione. Dan ternyata yang menatap Hermione adah Draco Malfoy!
To Be Continued...
A/N: Gimana ceritanya? Seru? Aneh? Gaje? Atau apa nih? Yang read comment ya, trus tunggu aku di chapter selanjutnya.. :)

0 komentar:

Posting Komentar

Hai! Please buat para readers disini untuk meninggalkan jejak! Comment! Don't be a silent readers please!^^
Co-Pas? boleh, asal menyertakan credit! Jangan copas sembarangan! Apalagi di post lagi tanpa credit, plagiat itu namanya!
Thank you!^^

Label

Curhatan (1) Facts (1) FanFiction (5) Puisi (2) Tugas (2)